Kamis, 15 Maret 2018

TEORI ALFRED ADLER || PSIKOLOGI KEPRIBADIAN



TEORI ALFRED ADLER
Oleh : Laila Izzatur Rohmah
A.   BIOGRAFI ALFRED ADLER
Alfred Adler lahir di Rudolfsheim, Wina pada tahun 1870. Alfred terlahir dengan kondisi fisik yang lemah, sewaktu kecil Alfred sering sakit-sakitan sehingga dia baru bisa berjalan pada usia 4 tahun. Ketika berumur 5 tahun dia nyaris tewas akibat pneumonia. Keadaan inilah yang menjadi motivasi utama Adler untuk menjadi seorang dokter. Dia menyelesaikan studinya dalam lapangan kedokteran pada Universitas Wina pada tahun 1895. Dari praktik umum kedokteran, Adler selanjutnya beralih pada psikiatri, dan pada tahun 1907 dia bergabung dengan kelompok diskusi Freud. Kemampuan menonjol yang ada pada Adler menghantar dirinya menjadi ketua Masyarakat Psikoanalisis Wina (Vienesse Analitic Society) dan ko-editor dari terbitan organisasi ini. Namun dia segera mengembangkan pendapatnya sendiri yang menyimpang dari pendapat Frued serta lain-lain anggota persatuan itu, yang menyebabkan dia mengundurkan diri dari jabatan sebagai presiden serta dari keanggotaannya dalam “Masyarakat Psikoanalisis Wina”. Kemudian dia mendirikan aliran baru yang diberi nama Individual Psychologie pada tahun 1911.
Sejak tahun 1935 Adler menetap di Amerika Serikat. Di sana dia melanjutkan prakteknya sebagai ahli penyakit syaraf dan juga menjadi guru besar dalam psikologi medis di Long Island College of Medicine. Dia meninggal di Scotlandia pada tahun 1937, ketika sedang dalam perjalanan keliling untuk memberikan ceramah-ceramah.
Seperti Psikoanalisis pengaruh Adler juga lekas meluas, walaupun tidal seluas pengaruh Psikoanalisis terutama karena Adler dengan pengikut-pengikutnya mempraktekkan teorinya dalam lapangan pendidikan. Pendapat-pendapat Adler tetap terpelihara dan bertambah luas berkat adanya “The American Society of Individual Psychology” yang mempunyai majalah tersendiri, yaitu: The American Journal of Individual Psychology. Sebagai penulis, Adler cukup produktif, salah satu hasil karyanya yang oleh para ahli dianggap respresentatif ialah: Praxis und Theorie der Individual Psychology.

B.   INDIVIDUAL PSYCHOLOGY
Psikologi individual dikembangkan oleh Alfred Adler dan pengikutnya antara lain adalah Rudolph Drekurs, Martin Son Tesgard, dan Donal Dinkmeyer.  Aliran Psikologi Individual dikenal dengan nama Adlerian Counseling. Adler mengatakan bahwa seorang tidaklah dikendalikan semata-mata untuk memenuhi kesenangannya sendiri tetapi sebaliknya, seseorang dimotivasi oleh rasa tanggung jawab sosial dan kebutuhan untuk berhasil. Adler benar-benar berbicara tentang hubungan sosial, yang mana Individu sibuk mengejar realisasi diri yang dapat mendukung dirinya untuk membuat dunia lebih baik dalam menempatkan hidup. Inilah yang menjadi dasar pemikiran dari teori psikologi individual.
Adler semula adalah anggota bahkan ketua masyarakat psikoanalisis Wina yang menjadi organisasi pengembang teori Freud, namun kemudian  memisahkan diri karena mengembangkan ide-idenya sendiri. Dia kemudian membentuk kelompoknya sendiri, yaitu Individual Psychology. Perbedaan prinsip Adler dengan Freud adalah sebagai berikut:
1.      Freud memandang komponen kehidupan yang sehat adalah kemampuan “Mencintai dan berkarya”. Bagi Adler masalah hidup selalu bersifat sosial. Fungsi hidup sehat bukan hanya mencintai dan berkarya, tetapi juga mersakan kebersamaan dengan orang lain dan memperdulikan kesejahteraan mereka. Manusia dimotivasi oleh dorongan sosial, bukan dorongan seksual. Cara orang memuaskan kebutuhan seksual ditentukan oleh gaya hidupnya, bukan sebaliknya dorongan seks yang mengatur tingkah laku. Dorongan sosial adalah sesuatu yang dibawa sejak lahir, meskipun kekhususan hubungan dengan orang dan pranata sosial tergantung pada pengalaman bergaul dengan masyarakat. Dalam satu sisi Adler sama dengan Freud dan Jung, yakni kepribadian memiliki sifat biologik, kodrat inheren membentuk kepribadian manusia. Freud mementingkan seks, Jung menekankan pola primordial, sedangkan Adler menekankan minat sosial.
2.      Freud memandang kepribadian sebagai proses biologik- mekanistik, sedangkan Adler termasuk pelopor ego kreatif (ego-creative). Ego adalah sistem subyaktif yang sangat dipersonifikasikan, yang menginterpretasi dan membuat pengalaman organisme menjadi penuh makna. Ego juga aktif mencari dan menciptakan pengalaman baru untuk membantu pemenuhan gaya hidup pribadi yang unik.
3.      Adler menekankan adanya keunikan pribadi. Setiap pribadi merupakan konfigurasi unik dari motif-motif, sifat, minat, dan nilai-nilai: setiap perbuatan dilakukan orang secara khas gaa hidup orang itu
4.       Adler memandang kesadaran sebagai pusat kepribadian, bukan sebagai ketidaksadaran.
5.      Adler keras berpendapat bahwa semua kehidupan selalu bergerak. Dia memilih tidak berfikir dalam kerangka struktur dan perkembangannya, karena konsep semacam itu dianggapnya cenderung membuat konkrit sesuatu yang abstrak

C.   GAMBARAN ADLER TENTANG SIFAT MANUSIA
Seperti yang telah di bahas sebelumnya tentang perbedaan gambaran Adler mengenai alami manusia dengan Freud. System Adler memberikan gambaran yang penuh harapan dan menyanjung-nyanjung kita yang banyak mempertimbangkan penawar racun sambutan selamat dating bagi gambaran Freud yang membosankan. Tentu saja hal itu lebih memuaskan pada rasa harga diri kita untuk mempertimbangkan kemampuan diri kita dengan sadar membentuk tujuan dan pengembangan diri kita dari pada didominasi oleh kekuatan seksual dan pengalaman di masa kanak-kanak. Gambaran Adler tentang kita adalah seseorang yang sangat optimistic. Kita tidak disetir oleh kekuatan ketidaksadaran yang kita tidak dapat melihat dan mengontrolnya; kita membentuk kekuatan diri kita sendiri dan menggunakanya dalam cara kreatif kita untuk membangun gaya hidup yang unik. Keunikan ini adalah bagian gambaran Adler lainya yang menyanjung-nyanjung. Banyak orang melihat dalam sistem Freud adalah suatu penekanan universalitas dan kesamaan dalam manusia.
Gambaran Adler tentang sifat manusia adalah sederhana. Masing-masing orang adalah unik dan memiliki kemauan dan pilihan yang bebas untuk menciptakan dirinya. Meskipun aspek-aspek tertentu dari sifat manusia adalah pembawaan dari lahir seperti minat social dan mengejar kesempurnaan, itu adalah pengalaman yang menentukan seberapa baik kecenderungan pewarisan ini akan di realisasikan. Dalam pandangan Adler pengaruh masa kanak-kanak penting, khususnya urutan kelahiran dan hubungan dengan orang tua.
Adler tidak hanya yang melihat masing-masing orang unik dan penuh kesadaran, tetapi dia juga memandang manusia seluruhnya sebagai suatu keutuhan dalam terminology yang sama. Dia optimistis terhadap kemajuan social. Dari masa kanak-kanak, dia prihatin dengan perbaikan bermasyarakat. Kepercayaan kuat yang dapat mengubah diri kita dan masyarakat kita merupakan suatu tanda dari teori Adlerian.
Konsep minat social ini menggambarkan suatu kepercayaan bahwa orang mampu bekerja sama untuk menyempurnakan suatu masyarakat yang sehat dan diinginkan. Dengan menggambarkannya kita mampu untuk merasakan dan menyatakan symphaty, afeksi, dan identifikasi dengan orang lain.

D.   POKOK-POKOK TEORI ADLER
            Walaupun tulisan-tulisannya mengungkap pemahaman ang mendalamdan kompleks mengenai kepribadian manusia, teori Adler sebenarnya sedrhana dan ringkas. Bagi Adler manusia itu lahir dalam keadaan tubuh yang lemah. , tak berdaya.Kondisi ketidakberdayaan itu menimbulakan perasaan inferiorita dan ketergantungan kepada orang lain. Psikologi individual memendang individu sebagai makhluk yang saling tergantung secara sosial. Perasaan bersatu dengan orang lain (interest sosial) ada sejak manusia dilahirkan dan menjadi syarat utama kesehatan jiwa. Rincian pokok- pokok teori Adler adalah sebagai berikut:
1.      Satu-satunya kekuatan dinamik yang melatarbelakangi aktivitas manusia adalah perjuangan untuk sukses atau menjadi superior (sriving for superiority).
2.      Persepsi subyaktif individu membentuk tingkahlaku dan kepribadian.
3.      semua fenomena psikologis disatukan (unity of personality) di dalam diri individu dalam bentuk self.
4.      manfaat dari aktivitas manusia harus dilihat dari sudut pandang interes sosial.
5.      semua potensi manusia dikembangkan sesuai gaya hidup (life of style) dari self.
6.      Gaya hidup dikembangkan melalui kekuatan kratif (creative power) individu.
Selanjutnya pokok teori diatas akan dibahas lebih lanjut dalam uraian di bawah ini:
a)      Perjuangan Menjadi Sukses atau Superioiritas.
Manusia dimotivasi oleh adanya dorongan utama, yaitu mengatasi perasaan inferior dan menjadi superior. Dengan demikian perilaku kita dijelaskan berdasarkan tujuan dan ekspentasi akan masa depan. Inferioritas berarti merasa lemah dan tidak memiliki keterampilan untuk menghadapi tugas atau keadaan yang harus diselesaikan. Hal itu tidak berarti rendah diri terhadap orang lain dalam pengertian yang umum, meskipun ada unsur membandingkan kemampuan diri dengan kemampuan orang lain yang lebih matang dan berpengalaman. Sedangkan superiority bukan berarti lebih baik dibandingkan dengan orang lain, melainkan secara berkelanjutan mencoba untuk menjadi lebih baik, untuk menjadi semakin dekat dengan tujuan ideal seseorang.
Beberapa keadaan khusus seperti dimanja dan ditolak, mungkin dapat membuat seseorang mengembangkan inferiority complex atau superiority complex. Dua kompleks tersebut berhubungan erat. Superiority complex selalu menyembunyikan atau bentuk kompensasi dari inferior. Sedangkan inferiority complex menyembunyikan perasaan superior. Adler meyakini bahwa motif utama setiap orang adalah untuk menjadi kuat, kompeten, berprestasi dan kreatif.
Individu memulai hidupnya dengan kelemahan fisik yang menimbulkan perasaan inferior. Perasaan inilah yang kemudian menjadi pendorong agar dirinya sukses dan tidak menyerah pada inferioritasnya. Adler berpendapat bahwa manusia memulai hidup dengan dasar kekuatan perjuangan yang diaktifkan oleh kelemahan fisik neonatal. Kelemahan fisik menimbulkan perasaan inferior. Individu yang jiwanya tidak sehat mengembangkan perasaan inferioritasnya secara berlebihan dan berusaha mengkompensasikannya dengan membuat tujuan menjadi superioritsd personal.
Sebaliknya, orang yang sehat jiwanya dimotivasi oleh perasaan normal ketidak lengkapan diri dan minat sosial yang tinggi. Mereka berjuang menjadi sukses, mengacu kekesempurnaan dan kebahagiaan siapa saja.

b)      Pengamatan Subyektif (Subjective Perception)
Kepribadian manusia dibangun bukan oleh realita tetapi oleh keyakinan subyektif orang itu mengenai masa depannya.Pandangan subyektif yang terpenting adalah tujuan menjadi superiorita atau tujuan menjadi sukses, tujuan yang diciptakan pada awal kehidupan, yang hanya terpahami secara kabur.Tujuan final fiktif itu embimbing gaya hidup atau style of life manusia, membentuk kepribadian menjadi kesatuan, dan kalu tujuan itu dapat dipahami akan memberikan tujuan kepada semua tingkah laku.menurut Adler orang yang normal, akhirnya dapat membebaskan diri dari fiksi ini, sedang orang yang neurotis tidak.

c)      Kesatuan (Unity) Kepribadian.
Menurut Adler manusia itu dilahirkan dalam keadaan tubuh yang lemah. Kondisi ketidak berdayaan ini menimbulkan perasaan inferior (merasa lemah atau tidak mampu) dan ketergantungan kepada orang lain. Manusia, menurut Adler, merupakan makhluk yang saling tergantung secara sosial. Perasaan bersatu dengan orang lain ada sejak manusia dilahirkan dan menjadi syarat utama kesehatan jiwanya. Berdasarkan paradigma tersebut kemudian Adler mengembangkan teorinya yang secara ringkas disajikan pada uraian berikut.
1.      Logat Organ
Unity kepribadian bukan hanya kesatuan aspek-aspek kejiwaan seperti motivasi, perasaan, dan pikiran, tetapi unity juga meliputi keseluruhan organ tubuh. Gejala-gejala fisik, misalnya kelemahan organ tertentu bukan suatu peristiwa yang terpisah, tetapi mungkin kelemahan itu berbicara tentang tujuan individu, yang oleh Adler dinamakan logat organ (organ dialect) atau bahasa organ (organ jargon) misalnya: orang yang mengalami atritis rematik, tangannya dan persendiannya yang kaku, mengungkapkan seluruh gaya hidupnya.
2. Kesadaran dan Ketidak Sadaran
Adler memandang unitas (kesatuan) kepribadian juga terjadi antara kesadaran dan ketidak sadaran (Alwisol, 2005 : 92). Menurut Adler, tingkah laku tidak sadar adalah bagian dari tujuan final yang belum terformulasi dan belum terpahami secara jelas. Adler menolak pandangan bahwa kesadaran dan ketidak sadaran adalah bagian yang bekerja sama dalam sistem yang unify. Pikiran sadar, menurut Adler, adalah apa saja yang dipahami dan diterima individu serta dapat membantu perjuangan mencapai keberhasilan., sedangkan apa saja yang tidak membantu hal tersebut akan ditekan ke ketidak sadaran, apakah pikiran itu disadari atau tidak tujuannya satu yaitu untuk menjadi super atau mencapai keberhasilan. Jika Freud memakai gunung es sebagai ilustrasi yang menggambarkan hubungan dan perbandingan antara alam sadar dan alam tak sadar, Adler memakai ilustrasi mahkota pohon dan akar, keduanya berkembang ke arah yang berbeda untuk mencapai kehidupan yang sama.

d)     Minat Sosial (Social Interest)
Social interest merupakan bentuk kepedulian atas kesehjateraan orang lain yang berkelanjutan sepanjang kehidupan untuk mengarahkan perilaku seseorang. Meskipun minat sosial dilahirkan, tetapi menurut Adler terlalu lemah atau kecil untuk dapat berkembang dengan sendirinya. Oleh karena itu menjadi tugas Ibu, yang menjadi orang pertama dalam pengalaman seorang anak, untuk mengembangkan potensi tersebut. Apabila ibu tidak dapat membantu anak untuk memperluas minat sosialnya, maka anak akan cenderung tidak memiliki kesiapan ketika menghadapi masalah dalam lingkungan sosialnya.
Minat sosial memungkinkan seseorang untuk berjuang mencapai superior dengan cara yang sehat dan kurangnya minat sosial tersebut dapat mengarahkan pada fungsi yang maladaptif. Semua kegagalan seperti neurotik, psikotik, pemabuk, anak yang bermasalah dan lainnya disebabkan kurangnya memiliki minat sosial mereka mengatasi masalah pekerjaan, persahabatan dan seks tanpa memiliki keyakinan bahwa hal tersebut dapat diselesaikan dengan cara kerja sama. Makna yang diberikan pada kehidupan lebih bernilai pribadi. Tidak ada orang lain yang mendapatkan keuntungan dengan tercapainya tujuan mereka. Tujuan keberhasilan merupakan merasakan superioritas personal dan hanya berarti untuk diri mereka sendiri. sebagai manusia yang sehat, maka pada waktu yang bersamaan ia akan berjuang mencapai superior dengan membantu orang lain mencapai tujuan mereka.

e)      Gaya Hidup (Style Of Life)
Menurut Adler setiap orang memiliki tujuan, merasa inferior, berjuang menjadi superior. Namun setiap orang berusaha mewujudkan keinginan tersebut dengan gaya hidup yang berbeda-beda. Adler menyatakan bahwa gaya hidup adalah cara yang unik dari setiap orang dalam berjuang mencapai tujuan khusus yang telah ditentukan oleh yang bersangkutan dalam kehidupan tertentu di mana dia berada. Bagi Adler, gaya hidup itu tidak mudah berubah. Ekspresi nyata dari gaya hidup mungkin berubah tetapi dasar gayanya tetap sama, kecuali individu menyadari kesalahannya dan secara sengaja mengubah arah tujuannya
Melalui konsep gaya hidup, Adler menjelaskan keunikan manusia. Setiap manusia memiliki tujuan, perasaan inferior, berjuang menjadi superior dan dapat mewarnai atau tidak mewarnai usaha mencapai superioritasnya itu dengan minat sosial. Akan tetapi, setiap manusia melakukannya dengan cara yang berbeda. Gaya hidup merupakan cara unik dari setiap orang dalam mencapai tujuan khusus yang telah ditentukan dalam lingkungan hidup tertentu, di tempat orang tersebut berada. Gaya hidup berdasarkan atas makna yang seseorang berikan mengenai kehidupannya atau interpretasi unik seseorang mengenai inferioritasnya, setiap orang akan mengatur kehidupannya masing-masing unuk mencapai tujuan akhirnya dan mereka berjuang untuk mencapai hal tersebut.
Gaya hidup terbentuk pada usia 4-5 tahun dan tidak hanya ditentukan oleh kemampuan intrinsik (hereditas) dan lingkungan objektif, melainkan dibentuk oleh persepsi dan interpretasinya mengenai kedua hal tersebut. Seorang anak tidak memandang suatu situasi sebagaimana adanya, melainkan dipengaruhi oleh prasangka dan minatnya dirinya.
Gaya hidup yang maladaptif merupakan hasil dari tiga kondisi, yaitu cacat fisik, gaya hidup dimanja dan gaya hidup diabaikan. Anak dengan cacat fisik cenderung memilki perasaan tidak adekuat dalam memenuhi tugas dalam hidupnya. Pengertian dari orangtua dapat membantu anaknya untuk mengembangkan kekuatan untuk mengkompensasikan kelemahannya itu. Anak yang dimanja gagal untuk mengembangkan minat sosial dan memenuhi harapan sosial. Ia memiliki kebutuhan untuk menerima tanpa memberi, anak akan sedikit atau tidak melakukan sesuatu untuk orang lain dan memanipulasi orang lain untk memuaskan kebutuhannya. Sedangkan anak yang diabaikan dapat menjadi musuh di lingkungannya dan didominasi oleh kebutuhan untuk balas dendam.

f)       Kekuatan Kreatif Self
Self kreatif merupakan puncak prestasi Adler sebagai teoris kepribadian.  Menurut Adler, self kreatif atau kekuatan kreatif adalah kekuatan ketiga yang paling menentukan tingkah laku (kekutatan pertama dan kedua adalah hereditas dan lingkungan).
Self kreatif, menurut Adler, bersifat padu, konsisten, dan berdaulat dalam struktur kepribadian. Keturunan kekmberi kemampuan tertentu, lingkungan memberi imresi atau kesan tertentu. Self kreatif adalah sarana yang mengolah fakta-fakta dunia dan menstranformasikan fakta-fakta itu menjadi kepribadian yang bersifat subjektif, dinamis, menyatu, personal dan unik. Self kreatif memberi arti kepada kehidupan, menciptakan tujuan maupun sarana untuk mencapainya.

g)      Perkembangan Abnormal
Adler merupakan tokoh yang menaruh perhatian pada perkembangan abnormal individu. Gagasan-gagasan Adler (Alwisol, 2005: 99-100) tentang perkembangan abnormal adalah sebagai sebagai berikut.
Minat sosial yang tidak berkembang menjadi faktor yang melatar belakangi semua jenis salah suai atau maladjusment Di samping minat sosial yang buruk, penderita neurosis cenderung membuat tujuan yang terlalu tinggi, memakai gaya hidup yang kaku, dan hidup dalam dunianya sendiri. Tiga ciri ini mengiringi minat sosial yang buruk. Pengidap neurosis memasang tujuan yang tinggi sebagai kompensasi perasaan inferioritas yang berlebihan.
Adler menidentifikasi bahwa ada tiga faktor yang membuat individu menjadi salah suai, yaitu cacat fisik yang parah, gaya hidup yang manja, dan gaya hidup diabaikan.
a. Cacat fisik yang parah
Cacat fisik yang parah, apakah dibawa sejak lahir atau akibat kecelakaan, dan penyakit, tidak cukup untuk membuat salah suai. Bila cacat tersebut diikuti dengan perasaan inferior yang berlebihan maka terjadilah gejala salah suai.

b. Gaya hidup manja
Gaya hidup manja menjadi sumber utama penyebab sebagian neurosis. Anak yang dimanja mempunyai minat sosial yang kecil dan tingkat aktivitas yang rendah. Ia menikmati pemanjaan dan berusaha agar tetap dimanja, dan mengembangkan hubungan parasit dengan ibunya ke orang lain. Ia berharap orang lain memperhatikan dirinya, melindunginya, dan memuaskan semua keinginannya yang mementingkan diri sendiri. Gaya hidup manja seseorang mudah dikenali dengan ciri-ciri : sangat mudah putus asa, selalu ragu, sangat sensitif, tidak sabaran, dan emosional.

c. Gaya hidup diabaikan
Anak yang merasa tidak dicintai dan tidak dikehendai, akan mengembangkan gaya hidup diabaikan. Diabaikan, menurut Adler, merupakan konsep yang relatif, tidak ada orang yang merasa mutlak diabaikan. Ciri-ciri anak yang diabaikan mempunyai banyak persamaan dengan anak yang dimanjakan, tetapi pada umumnya anak yang diabaikan lebih dicurigai dan berbahaya bagi orang lain.
Gambaran Adler tentang sifat manusia adalah sederhana. Masing-masing orang adalah unik dan memiliki kemauan dan pilihan yang bebas untuk menciptakan dirinya. Meskipun aspek-aspek tertentu dari sifat manusia adalah pembawaan dari lahir seperti minat social dan mengejar kesempurnaan, itu adalah pengalaman yang menentukan seberapa baik kecenderungan pewarisan ini akan di realisasikan. Dalam pandangan Adler pengaruh masa kanak-kanak penting, khususnya urutan kelahiran dan hubungan dengan orang tua.
Adler tidak hanya yang melihat masing-masing orang unik dan penuh kesadaran, tetapi dia juga memandang manusia seluruhnya sebagai suatu keutuhan dalam terminology yang sama. Dia optimistis terhadap kemajuan social. Dari masa kanak-kanak, dia prihatin dengan perbaikan bermasyarakat. Kepercayaan kuat yang dapat mengubah diri kita dan masyarakat kita merupakan suatu tanda dari teori Adlerian.
Konsep minat social ini menggambarkan suatu kepercayaan bahwa orang mampu bekerja sama untuk menyempurnakan suatu masyarakat yang sehat dan diinginkan. Dengan menggambarkannya kita mampu untuk merasakan dan menyatakan symphaty, afeksi, dan identifikasi dengan orang lain.

h.)  Diri yang Kreatif
Diri yang kreatif adalah faktor yang sangat penting dalam kepribadian individu, sebab hal ini dipandang sebagai penggerak utama, sebab pertama bagi semua tingkah laku. Dengan prinsip ini Adler ingin menjelaskan bahwa manusia adalah seniman bagi dirinya. Ia adalah yang menafsirkan kehidupannya. Individu menciptakan struktur pembawaan, menafsirkan kesan yang diterima dari lingkungan kehidupannya, mencari pengalaman yang baru untuk memenuhi keinginan untuk superior, dan meramu semua itu sehingga tercipta diri yang berbeda dari orang lain, yang mempunyai gaya hidup sendiri, namun diri kreatif ini adalah tahapan di luar gaya hidup. Diri kreatif membuat sesuatu yang baru yang berbeda dari sebelumnya, yakni kepribadian yang baru. Individu mencipta dirinya.

E.   APLIKASI
1.      Keadaan Keluarga
Dengan berfokus pada struktur social dan observasi yang tajam (baik terhadap masa kecilnya sendiri maupun masa kecil orang lain), Adler  menjadi yakin akan pentingnya urutan kelahiran dalam menentukan karakteristik kepribadian. Dalam terapi Adler hamper selalu menanyai kliennya mengenai keadaan keluarga, yakni; urutan kelahiran, jenis kelamin dan usia saudara-saudara sekandung.
Ciri Kepribadian Menurut Urutan Kelahiran
Anak Sulung
Anak Kedua
Anak Bungsu
Anak Tunggal
Situasi Dasar
Menerima perhatian tidak terpecah dari orang tua.

Turun tahta akibat kelahiran adik, dan harus berbagi perhatian
Memiliki model atau perintis, yakni kakaknya.

Harus berbagi perhatian sejak awal
Memiliki banyak model, menerima banyak perhatian, walaupun berbagi, tidak berubah sejak awal.

Sering dimanja
Menerima perhatian tidak terpecah dari orang tua

Cenderung cukup dengan orang tuanya
Sering dimanja
Dampak Positif
Bertanggung jawab, melindungi dan memperhatikan orang lain.
Organisator yang baik
Motivasi tinggi.
Memiliki interes social.
Lebih mudah menyesuaikan diri dibandingkan kakaknya.
Kompetisi yang sehat.
Sering mengungguli semua saudaranya.
Ambisius yang realistic.
Masak social
Dampak Negatif
Merasa tidak aman, takut tiba-tiba kehilangan nasib baik.
Pemarah, pesimistik, konservatif, perhatian pada aturan dan hukum.
Berjuang untuk diterima.
Tidak kooperatif, senang mengkritik orang lain.
Pemberontak dan pengiri permanan, Cenderung berusaha mengalahkan orang lain ,
Kompetitif berlebihan
Mudah kecil hati,
Sukar berperan sebagai pengikut,
Merasa inferior dengan siapa saja,
Tergantung keepada orang lain,
Ambisi yang tidak realistic
Gaya hidup manja
Ingin menjadfi pusat perhatian,
Takut bersaing dengan orang lain,
Merasa dirinya benar dan setiap tantangan harus disalahkan,
Perasaan kejasama rendah,
Gaya hidup manja

2.      Ingatan Masa Kecil
Untuk memperoleh pemahaman terhadap kepribadian pasien, Adler akan meminta mereka untuk mengungkapkan ingatan masa kecil mereka. Walaupun Adler berpendapat bahwa ingatan yang diungkap kembali akan  memberikan petunjuk untuk memahami gaya hidup pasien, ia tidak menganggap bahwa ingatan-ingatan ini mempunyai dampak kausal (sebab akibat). Adler yakin bahwa ingatan akan pengalaman  masa kecil sesungguhnya dibentuk oleh gaya hidup yang dijalani seseorang.
3.      Mimpi
Walaupun Adler percaya bahwa ia bisa dengan mudah menginterpretasikan mimpinya, ia menyatakan bahwa kebanyakan mimpi itu bersifat menipu dan tidak mudah dipahami oleh si pemimpi. Semakin tidak konsisten tujuan seseorang dengan realitas, semakin besar kemungkinan mimpi orang tersebut digunakan untuk mengecoh diri. Mimpi membuka selubung tentang gaya hidup seseorang, tetapi mimpi mengecoh si pemimpi dengan menyajikan sesuatu pencapain dan kekuasaan yang tidak realistis dan berlebihan.

4.      Psikoterapi
Teori Adlerian memberikan dalil bahwa psikopatologi berasal dari  kurangnya keberanian, perasaan inferior yang berlebihan, dan minat social yang kurang berkembang. Jadi, tujuan utama psikoterapi Adlerian adalah untuk meningkatkan keberanian, memperkecil perasaan inferior, dan menumbuhkan minat social.


F.    PSIKOLOGI  INDIVIDUAL SEBAGAI TEHNIK TERAPI
            Sebagai seorang psikiater, Adler sehari-harinya tidak terlepas dari urusan psikopatologi. Dia berpendapat bahwa psikopatologi merupakan akibat dari kurangnya keberanian , perasaan inferior yang berlebihan, dan minat sosial yang kurang berkembang. Pandangan tersebut dijadikan landasan dalam melakukan psikoterapi. Adapun ciri-ciri psikoterapi Adler adalah sebagai berikut:
1. Prinsip Psikoterapi
Prinsip yang dipegang Adler dalam melakukan psikoterapi adalah sebagai berikut :
a.       Terapis hendaknya tidak bersikap otoriter terhadap pasiennya.
b.      Terapis hendaknya secara perlahan-lahan membawa pasiennya ke arah pemahaman akan gaya hidup pasien yang sebenarnya dan hal ini dilakukan bukan dengan paksaan.
c.       Terapis harus memberikan dorongan kepada pasien akan kesadaran sosial dan  

2. Tujuan Psikoterapi
Tujuan utama psikoterapi Adler adalah meningkatkan keberanian, mengurangi perasaan inferior, dan mendorong berkembangnya minat sosial pasien. Adler menyadari bahwa tugas ini tidak mudah karena pasien atau klien berjuang untuk mempertahankan keadaannya sekarang, yang dipan-dangnya menyenangkan.
3. Teknik-teknik Psikoterapi Seperti halnya Freud dan Jung, dalam melakukan psikoterapi, Adler juga menggali masa lalu dan melakukan analisis terhadap mimpi pasien untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang kepribadian pasien.
 a. Menggali masa lalu (early recollections)
Adler berpendapat bahwa ingatan masa lalu seseorang selalu konsisten dengan gaya hidupnya sekarang, dan pandangan subjektif yang bersangkutan terhadap pengalaman masa lalunya menjadi petunjuk untuk memahami tujuan final dan gaya hidupnya. Oleh karena itu Adler berusaha mengungkap faktor penyebab gangguan jiwa dengan mempelajari masa lalu pasien terutama pada kanak-kanak.
b. Analisis mimpi
Menurut Adler, gaya hidup seseorang juga terekspresikan dalam mimpi. Adler menolak pandangan Freud bahwa mimpi adalah ekpresi keinginan masa kecil. Menurut Adler, mimpi bukan pemuas keinginan yang tidak diterima ego, tetapi merupakan bagian dari usaha si pemimpi untuk memecahkan masalah yang tidak disenangi atau masalah yang tidak dikuasainya ketika sadar.
Mimpi, menurut Adler, adalah usaha dari ketidak sadaran untuk menciptakan suasana hati atau keadaan emosional sesudah bangun nanti, yang bisa memaksa si pemimpi melakukan kegiatan yang semula tidak dikerjakan

G.  KONTRIBUSI PENDEKATAN ADLERIAN
            Kekuatan dari pendekatan Adlerian adalah fleksibilitas dan alam intergratifnya. Terapis Adlerian dapat baik secara teoritis integratif dan teknis eklektik (watt &Shulman, 2003). Pendekatan terapi ini memungkinkan untuk penggunaan berbagai teknik kognitif, perilaku, dan pengalaman. Terapis Adlerian adalah akal dan fleksibel dalam menggambar pada setiap metode, yang dapat diterapkan untuk berbagai deliverse dari koefisien dalam berbagai pengaturan dan format. Terapis terutama prihatin tentang melakukan apa yang ada dalam kepentingan terbaik dari klien daripada meremascliennts menjadi satu kerangka teoritis (watt, 1999, 2000;watt&Pietrzak, 2000;watt&Shulman, 2003).
            Kontribusi lain dari pendekatan Adlerian adalah bahwa hal itu cocok untuk waktu singkat, terapi waktu terbatas. Adler adalah pendukung terapi waktu terbatas, dan teknik yang digunakan oleh banyak pendekatan terapi singkat kontemporer sangat mirip dengan intervensi yang dibuat oleh atau yang biasa digunakan oleh praktisi Adlerian (carlson etal., 2006). Terapi Adlerian dan terapi singkat kontemporer memiliki kesamaan sejumlah karakteristik, termasuk cepat membangunkan aliansi yang kuat terapi, fokus yang jelas masalah dan keselarasan tujuan, asesmen cepat dan aplikasi untuk perlakuan, penekanan pada intervensi aktif dan direktif, fokus pendidikan psikologi, sebuahorientasisekarang dan masa depan, fokus pada kekuatan klien dan tanggung dan harapan optimis perubahan, dan sensitifitas waktu yang penjahit pengobatan dengan kebutuhan unik dari klien (carlson etal., 2006). Menurut mosak dan dipietro (2006), ingatan awal memberikan dasar untuk terapi singkat. mereka mengklaim bahwa ingatan awal sering berguna dalam minmizing jumlah sesi terapi. Prosedur ini membutuhkan sedikit waktu untuk mengelola dan menafsirkan dan memberikan arah bagi terapi suntuk bergerak.
            Bitter dan Nicoll (2000) mengidentifikasi lima karakteristik yang membentuk dasar untuk kerangka integratif dalam terapi singkat: keterbatasan waktu, fokus, konselor resmi, gejala sebagai solusi, dan tugas-tugas perilaku. Membawa proses waktu-pembatasan terhadap terapi menyampaikan kepada klien harapan bahwa perubahan akan terjadi dalam waktu singkat. ketika jumlah sesi yang ditentukan, baik klien dan terapis termotivasi untuk tetap fokus pada hasil yang diinginkan dan untuk bekerja seefisien mungkin. karena tidak ada jaminan bahwa sesi masa depan akan terjadi, terapis singkat cenderung bertanya pada diri sendiri pertanyaan ini: "?  jika saya hanya punya satu sesi untuk menjadi berguna dalam kehidupan orang ini, apa yang akan saya ingin capai" (p.38).
            Konsep Adlerian  menggambarkan  kebanyakan pekerjaan profesional seperti
(1) pentingnya mencari tujuan hidup seseorang, termasuk bekerja menilai bagaimana tujuan-tujuan ini infuence individu;
(2) fokus pada interpretasi individu dari pengalaman awal di keluarga, dengan titik berat khusus pada dampaknya saat ini;
(3) penggunaan klinis dari ingatan awal di kedua asesmen dan pengobatan;
(4) penggunaan mimpi sebagai latihan untuk tindakan di masa depan;
(5) kebutuhan untuk memahami dan menghadapi kesalahan dasar;
(6) penekanan kognitif, yang menyatakan bahwa emosi dan perilaku tersebut sangat dipengaruhi oleh keyakinan seseorang dan proses berpikir;
(7) ide bekerja rencana aksi yang dirancang untuk membantu klien membuat perubahan;
(8) hubungan kolaboratif, dimana efisien dan terapis bekerja menuju tujuan yang telah disepakati bersama; dan
(9) penekanan diberikan dorongan selama proses konseling secara keseluruhan.
Beberapa konsep Adlerian memiliki implikasi untuk pengembangan pribadi. salah satu gagasan ini yang telah membantu saya untuk memahami arah hidup saya adalah asumsi bahwa eelings rendah diri yang terkait dengan berjuang untuk keunggulan (corey, seperti dikutip dalamnystul, 1999a).
            Sulit untuk melebih-lebihkan kontribusi adler untuk praktek terapi kontemporer. banyak gagasanyangrevoutionarydan jauhdari waktu ke depan. Pengaruhnya melampaui individu konseling, memperluas ke dalam gerakan kesehatan mental masyarakat (Ansbacher, 1974). Abraham Maslow, Victor Frankl, rollo mungkin, aaront. beck, dan albert ellis memiliki semua mengakui utang mereka kepada adler. Baik Frankl dan mungkin melihat dia sebagai pelopor gerakan eksistensial karena posisinya bahwa manusia bebas untuk memilih dan bertanggung jawab penuh atas apa yang mereka membuat diri mereka. pandangan ini juga membuatnya pelopor dari psikologi subjektif pendekatan tp, yang berfokus pada faktor-faktor penentu internal perilaku: nilai-nilai, kepercayaan, sikap, tujuan, kepentingan, arti pribadi, persepsi subjektif dari realitas dan berusaha menuju realisasi diri.

H.  KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DARI TEORI ADLER
a)      Kelebihan
1.      Keyakinan yang optimistis bahwa setiap orang dapat berubah untuk mencapai sesuatu ke arah evolus manusia bersifat positif
2.      Penekanan hubungan konseling sebagai suatu media untuk mengubah klien
3.      Menekan bahwa masyarakat tidak sakit atau salah akan tetapi manusianya yang sakit atau salah.
4.      Menekan bahwa kekuatan sebagai pusat pendorong prilaku
5.      Gagasan ini banyakmempengaruhi pendekatan – pendekatan lain
6.      Berorientasi humanistic
7.      Tingkah lakunya berarah tujuan
8.      Lebih menekankan pada asepek – aspek psikologis sosial
9.      Dasarnya dirancang dalam latar belakang kelompok
10.   Konsep – konsep dasar dan prosedur serta terapnya mudah diikuti
11.   Modelnya dibangun dengan lebih memperdulikan kesesuaiannya untuk menangani orang – orang normal yang bermasalah dari pada terhadap orang – orang yang menderita psikosa.

b)      Kelemahan
1.       Terlalu banyak menekankan pada tilikan intelektual dalam upaya perubahan
2.       Penekanan yang berlebihan pada pengalaman nilai, minat subjektif sebagai penentu prilaku
3.       Meminimalkan factor biologis dan riwayat masa lalu
4.       Terlalu banyak  menekan kan tanggung jawab pada ketrampilan diagnostik konselor
5.       Dari segi presesi kemungkinan untuk di tes dan validitas empiriknya pada pendekatan ini lemah (kurang teliti)
6.      Ada kecenderungan untuk menyederhanakan secara berlebihan terhadap beberapa masalah manusia yang kompleks










DAFTAR PUSTAKA
Alwisol.  Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press. 2009.
Baeree, C. George. Personality Theories: Melacak Kepribadian Anda Bersama  Psikolog Dunia. Terj. Inyiak Ridwan Muzir. Jakarta: PRISMASOPHI, 2010.
Cervone, Daniel dkk.. Kepribadian: Teori dan Penelitian. Terj. Aliya Tusyani dkk., .Jakarta: Salemba Humanika, 2011.
Feist, Jess dan Feist, Gregory J.. Teori Kepribadian. Terj. Handriatno. Jakarta: Salemba Humanika, 2010.
Friedman, Howard S. dkk.. Kepribadian: Teori Klasik dan Riset Modern. Terj. Fransiska Dian Ikarini dkk.. Jakarta: Erlangga, 2006.
Suryabrata, Sumadi. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1983.
http://almadisuks.blogspot.co.id/2014/12/makalah-psikologi-kepribadian-alfred.html
Suryabrata, Sumardi. 2013. Psikologi Kepribadian. Jakarta : Rajawali Pers
Yusuf, Syamsu. 2008. Teori Kepribadian. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Koratno, Dwi. 2013. Teori-Teori Kepribadian Psikoanalitik Kontemporer-1.Yogyakarta : Kanisius (Anggota IKAPI)
Corey, Gerald. 2009. Theory and Practice of Counseling and Psychoteraphy. USA: Thomson Higher Education


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TEORI SIGMUND FREUD || PSIKOLOGI KEPRIBADIAN

TEORI SIGMUND FREUD Oleh : Laila Izzatur Rohmah 1.    Biografi Sigmund Freud Bapak Psikoanalisis Sigmund Freud lahir di Mora...