TEORI ALFRED ADLER
Oleh : Laila Izzatur Rohmah
A.
BIOGRAFI ALFRED ADLER
Alfred Adler lahir di Rudolfsheim,
Wina pada tahun 1870. Alfred terlahir dengan kondisi fisik yang lemah, sewaktu
kecil Alfred sering sakit-sakitan sehingga dia baru bisa berjalan pada usia 4
tahun. Ketika berumur 5 tahun dia nyaris tewas akibat pneumonia. Keadaan inilah yang menjadi motivasi utama Adler untuk menjadi
seorang dokter. Dia menyelesaikan studinya dalam lapangan kedokteran
pada Universitas Wina pada tahun 1895. Dari praktik
umum kedokteran, Adler selanjutnya beralih pada psikiatri, dan pada tahun 1907
dia bergabung dengan kelompok diskusi Freud. Kemampuan menonjol yang ada pada
Adler menghantar dirinya menjadi ketua Masyarakat Psikoanalisis Wina (Vienesse
Analitic Society) dan ko-editor dari terbitan organisasi ini. Namun dia segera mengembangkan
pendapatnya sendiri yang menyimpang dari pendapat Frued serta lain-lain anggota
persatuan itu, yang menyebabkan dia mengundurkan diri dari jabatan sebagai
presiden serta dari keanggotaannya dalam “Masyarakat Psikoanalisis Wina”.
Kemudian dia mendirikan aliran baru yang diberi nama Individual Psychologie
pada tahun 1911.
Sejak tahun 1935 Adler menetap di
Amerika Serikat. Di sana dia melanjutkan prakteknya sebagai ahli penyakit
syaraf dan juga menjadi guru besar dalam psikologi medis di Long Island College
of Medicine. Dia meninggal di Scotlandia pada tahun 1937, ketika sedang dalam
perjalanan keliling untuk memberikan ceramah-ceramah.
Seperti Psikoanalisis pengaruh Adler
juga lekas meluas, walaupun tidal seluas pengaruh Psikoanalisis terutama karena
Adler dengan pengikut-pengikutnya mempraktekkan teorinya dalam lapangan
pendidikan. Pendapat-pendapat Adler tetap terpelihara dan bertambah luas berkat
adanya “The American Society of Individual Psychology” yang mempunyai majalah
tersendiri, yaitu: The American Journal of Individual Psychology. Sebagai
penulis, Adler cukup produktif, salah satu hasil karyanya yang oleh para ahli
dianggap respresentatif ialah: Praxis und Theorie der Individual Psychology.
B.
INDIVIDUAL PSYCHOLOGY
Psikologi individual dikembangkan oleh
Alfred Adler dan pengikutnya antara lain adalah Rudolph Drekurs, Martin Son
Tesgard, dan Donal Dinkmeyer. Aliran
Psikologi Individual dikenal dengan nama Adlerian Counseling. Adler mengatakan
bahwa seorang tidaklah dikendalikan semata-mata untuk memenuhi kesenangannya
sendiri tetapi sebaliknya, seseorang dimotivasi oleh rasa tanggung jawab sosial
dan kebutuhan untuk berhasil. Adler benar-benar berbicara tentang hubungan
sosial, yang mana Individu sibuk mengejar realisasi diri yang dapat mendukung
dirinya untuk membuat dunia lebih baik dalam menempatkan hidup. Inilah yang
menjadi dasar pemikiran dari teori psikologi individual.
Adler semula adalah anggota bahkan
ketua masyarakat psikoanalisis Wina yang menjadi organisasi pengembang teori
Freud, namun kemudian memisahkan diri
karena mengembangkan ide-idenya sendiri. Dia kemudian membentuk kelompoknya
sendiri, yaitu Individual Psychology. Perbedaan prinsip Adler dengan
Freud adalah sebagai berikut:
1. Freud memandang
komponen kehidupan yang sehat adalah kemampuan “Mencintai dan berkarya”. Bagi
Adler masalah hidup selalu bersifat sosial. Fungsi hidup sehat bukan hanya
mencintai dan berkarya, tetapi juga mersakan kebersamaan dengan orang lain dan
memperdulikan kesejahteraan mereka. Manusia dimotivasi oleh dorongan sosial,
bukan dorongan seksual. Cara orang memuaskan kebutuhan seksual ditentukan oleh
gaya hidupnya, bukan sebaliknya dorongan seks yang mengatur tingkah laku.
Dorongan sosial adalah sesuatu yang dibawa sejak lahir, meskipun kekhususan
hubungan dengan orang dan pranata sosial tergantung pada pengalaman bergaul
dengan masyarakat. Dalam satu sisi Adler sama dengan Freud dan Jung, yakni
kepribadian memiliki sifat biologik, kodrat inheren membentuk kepribadian
manusia. Freud mementingkan seks, Jung menekankan pola primordial, sedangkan
Adler menekankan minat sosial.
2. Freud memandang
kepribadian sebagai proses biologik- mekanistik, sedangkan Adler termasuk
pelopor ego kreatif (ego-creative). Ego adalah sistem subyaktif yang sangat
dipersonifikasikan, yang menginterpretasi dan membuat pengalaman organisme
menjadi penuh makna. Ego juga aktif mencari dan menciptakan pengalaman baru
untuk membantu pemenuhan gaya hidup pribadi yang unik.
3. Adler menekankan
adanya keunikan pribadi. Setiap pribadi merupakan konfigurasi unik dari
motif-motif, sifat, minat, dan nilai-nilai: setiap perbuatan dilakukan orang
secara khas gaa hidup orang itu
4. Adler memandang kesadaran sebagai pusat
kepribadian, bukan sebagai ketidaksadaran.
5.
Adler keras berpendapat bahwa semua kehidupan selalu
bergerak. Dia memilih tidak berfikir dalam kerangka struktur dan
perkembangannya, karena konsep semacam itu dianggapnya cenderung membuat
konkrit sesuatu yang abstrak
C.
GAMBARAN ADLER TENTANG SIFAT MANUSIA
Seperti yang telah di bahas sebelumnya tentang perbedaan
gambaran Adler mengenai alami manusia dengan Freud. System Adler memberikan
gambaran yang penuh harapan dan menyanjung-nyanjung kita yang banyak
mempertimbangkan penawar racun sambutan selamat dating bagi gambaran Freud yang
membosankan. Tentu saja hal itu lebih memuaskan pada rasa harga diri kita untuk
mempertimbangkan kemampuan diri kita dengan sadar membentuk tujuan dan
pengembangan diri kita dari pada didominasi oleh kekuatan seksual dan
pengalaman di masa kanak-kanak. Gambaran Adler tentang kita adalah seseorang
yang sangat optimistic. Kita tidak disetir oleh kekuatan ketidaksadaran yang
kita tidak dapat melihat dan mengontrolnya; kita membentuk kekuatan diri kita
sendiri dan menggunakanya dalam cara kreatif kita untuk membangun gaya hidup
yang unik. Keunikan ini adalah bagian gambaran Adler lainya yang
menyanjung-nyanjung. Banyak orang melihat dalam sistem Freud adalah suatu
penekanan universalitas dan kesamaan dalam manusia.
Gambaran Adler tentang sifat manusia adalah sederhana.
Masing-masing orang adalah unik dan memiliki kemauan dan pilihan yang bebas
untuk menciptakan dirinya. Meskipun aspek-aspek tertentu dari sifat
manusia adalah pembawaan dari lahir seperti minat social dan mengejar
kesempurnaan, itu adalah pengalaman yang menentukan seberapa baik kecenderungan
pewarisan ini akan di realisasikan. Dalam pandangan Adler pengaruh masa
kanak-kanak penting, khususnya urutan kelahiran dan hubungan dengan orang tua.
Adler tidak hanya yang melihat masing-masing orang unik dan
penuh kesadaran, tetapi dia juga memandang manusia seluruhnya sebagai suatu
keutuhan dalam terminology yang sama. Dia optimistis terhadap kemajuan social.
Dari masa kanak-kanak, dia prihatin dengan perbaikan bermasyarakat. Kepercayaan
kuat yang dapat mengubah diri kita dan masyarakat kita merupakan suatu tanda
dari teori Adlerian.
Konsep
minat social ini menggambarkan suatu kepercayaan bahwa orang mampu bekerja sama
untuk menyempurnakan suatu masyarakat yang sehat dan diinginkan. Dengan
menggambarkannya kita mampu untuk merasakan dan menyatakan symphaty, afeksi,
dan identifikasi dengan orang lain.
D.
POKOK-POKOK TEORI ADLER
Walaupun tulisan-tulisannya mengungkap pemahaman ang mendalamdan kompleks mengenai
kepribadian manusia, teori Adler sebenarnya sedrhana dan ringkas. Bagi Adler
manusia itu lahir dalam keadaan tubuh yang lemah. , tak berdaya.Kondisi
ketidakberdayaan itu menimbulakan perasaan inferiorita dan ketergantungan
kepada orang lain. Psikologi individual memendang individu sebagai makhluk yang
saling tergantung secara sosial. Perasaan bersatu dengan orang lain (interest sosial) ada sejak manusia dilahirkan
dan menjadi syarat utama kesehatan jiwa. Rincian pokok- pokok teori Adler
adalah sebagai berikut:
1. Satu-satunya
kekuatan dinamik yang melatarbelakangi aktivitas manusia adalah perjuangan
untuk sukses atau menjadi superior (sriving for superiority).
2. Persepsi
subyaktif individu membentuk tingkahlaku dan kepribadian.
3. semua fenomena
psikologis disatukan (unity of personality) di dalam diri individu dalam bentuk
self.
4. manfaat dari
aktivitas manusia harus dilihat dari sudut pandang interes sosial.
5. semua potensi
manusia dikembangkan sesuai gaya hidup (life of style) dari self.
6. Gaya hidup
dikembangkan melalui kekuatan kratif (creative power) individu.
Selanjutnya pokok teori diatas akan dibahas lebih lanjut
dalam uraian di bawah ini:
a) Perjuangan
Menjadi Sukses atau Superioiritas.
Manusia
dimotivasi oleh adanya dorongan utama, yaitu mengatasi perasaan inferior dan
menjadi superior. Dengan demikian perilaku kita dijelaskan berdasarkan tujuan
dan ekspentasi akan masa depan. Inferioritas berarti merasa lemah dan tidak
memiliki keterampilan untuk menghadapi tugas atau keadaan yang harus
diselesaikan. Hal itu tidak berarti rendah diri terhadap orang lain dalam
pengertian yang umum, meskipun ada unsur membandingkan kemampuan diri dengan
kemampuan orang lain yang lebih matang dan berpengalaman. Sedangkan superiority
bukan berarti lebih baik dibandingkan dengan orang lain, melainkan secara
berkelanjutan mencoba untuk menjadi lebih baik, untuk menjadi semakin dekat
dengan tujuan ideal seseorang.
Beberapa
keadaan khusus seperti dimanja dan ditolak, mungkin dapat membuat seseorang
mengembangkan inferiority complex atau superiority complex. Dua kompleks
tersebut berhubungan erat. Superiority complex selalu menyembunyikan atau
bentuk kompensasi dari inferior. Sedangkan inferiority complex menyembunyikan
perasaan superior. Adler meyakini bahwa motif utama setiap orang adalah untuk
menjadi kuat, kompeten, berprestasi dan kreatif.
Individu memulai hidupnya dengan kelemahan fisik yang
menimbulkan perasaan inferior. Perasaan inilah yang kemudian menjadi pendorong
agar dirinya sukses dan tidak menyerah pada inferioritasnya. Adler berpendapat
bahwa manusia memulai hidup dengan dasar kekuatan perjuangan yang diaktifkan
oleh kelemahan fisik neonatal. Kelemahan fisik menimbulkan perasaan inferior.
Individu yang jiwanya tidak sehat mengembangkan perasaan inferioritasnya secara
berlebihan dan berusaha mengkompensasikannya dengan membuat tujuan menjadi
superioritsd personal.
Sebaliknya, orang yang sehat jiwanya dimotivasi oleh
perasaan normal ketidak lengkapan diri dan minat sosial yang tinggi. Mereka
berjuang menjadi sukses, mengacu kekesempurnaan dan kebahagiaan siapa saja.
b) Pengamatan
Subyektif (Subjective Perception)
Kepribadian manusia
dibangun bukan oleh realita tetapi oleh keyakinan subyektif orang itu mengenai
masa depannya.Pandangan subyektif yang terpenting adalah tujuan menjadi
superiorita atau tujuan menjadi sukses, tujuan yang diciptakan pada awal
kehidupan, yang hanya terpahami secara kabur.Tujuan final fiktif itu embimbing
gaya hidup atau style of life manusia, membentuk kepribadian menjadi kesatuan,
dan kalu tujuan itu dapat dipahami akan memberikan tujuan kepada semua tingkah
laku.menurut Adler orang yang normal, akhirnya dapat membebaskan diri dari
fiksi ini, sedang orang yang neurotis tidak.
c) Kesatuan
(Unity) Kepribadian.
Menurut Adler manusia itu dilahirkan
dalam keadaan tubuh yang lemah. Kondisi ketidak berdayaan ini menimbulkan
perasaan inferior (merasa lemah atau tidak mampu) dan ketergantungan kepada
orang lain. Manusia, menurut Adler, merupakan makhluk yang saling tergantung
secara sosial. Perasaan bersatu dengan orang lain ada sejak manusia dilahirkan
dan menjadi syarat utama kesehatan jiwanya. Berdasarkan paradigma tersebut
kemudian Adler mengembangkan teorinya yang secara ringkas disajikan pada uraian
berikut.
1.
Logat Organ
Unity kepribadian bukan hanya kesatuan aspek-aspek
kejiwaan seperti motivasi, perasaan, dan pikiran, tetapi unity juga meliputi
keseluruhan organ tubuh. Gejala-gejala fisik, misalnya kelemahan organ tertentu
bukan suatu peristiwa yang terpisah, tetapi mungkin kelemahan itu berbicara
tentang tujuan individu, yang oleh Adler dinamakan logat organ (organ dialect)
atau bahasa organ (organ jargon) misalnya: orang yang mengalami atritis
rematik, tangannya dan persendiannya yang kaku, mengungkapkan seluruh gaya
hidupnya.
2. Kesadaran
dan Ketidak Sadaran
Adler memandang unitas (kesatuan) kepribadian juga
terjadi antara kesadaran dan ketidak sadaran (Alwisol, 2005 : 92). Menurut
Adler, tingkah laku tidak sadar adalah bagian dari tujuan final yang belum
terformulasi dan belum terpahami secara jelas. Adler menolak pandangan bahwa
kesadaran dan ketidak sadaran adalah bagian yang bekerja sama dalam sistem yang
unify. Pikiran sadar, menurut Adler, adalah apa saja yang dipahami dan diterima
individu serta dapat membantu perjuangan mencapai keberhasilan., sedangkan apa
saja yang tidak membantu hal tersebut akan ditekan ke ketidak sadaran, apakah
pikiran itu disadari atau tidak tujuannya satu yaitu untuk menjadi super atau
mencapai keberhasilan. Jika Freud memakai gunung es sebagai ilustrasi yang
menggambarkan hubungan dan perbandingan antara alam sadar dan alam tak sadar,
Adler memakai ilustrasi mahkota pohon dan akar, keduanya berkembang ke arah
yang berbeda untuk mencapai kehidupan yang sama.
d) Minat Sosial
(Social Interest)
Social
interest merupakan bentuk kepedulian atas kesehjateraan orang lain yang
berkelanjutan sepanjang kehidupan untuk mengarahkan perilaku seseorang.
Meskipun minat sosial dilahirkan, tetapi menurut Adler terlalu lemah atau kecil
untuk dapat berkembang dengan sendirinya. Oleh karena itu menjadi tugas Ibu,
yang menjadi orang pertama dalam pengalaman seorang anak, untuk mengembangkan
potensi tersebut. Apabila ibu tidak dapat membantu anak untuk memperluas minat
sosialnya, maka anak akan cenderung tidak memiliki kesiapan ketika menghadapi
masalah dalam lingkungan sosialnya.
Minat sosial memungkinkan seseorang untuk berjuang mencapai
superior dengan cara yang sehat dan kurangnya minat sosial tersebut dapat mengarahkan
pada fungsi yang maladaptif. Semua kegagalan seperti neurotik, psikotik,
pemabuk, anak yang bermasalah dan lainnya disebabkan kurangnya memiliki minat
sosial mereka mengatasi masalah pekerjaan, persahabatan dan seks tanpa memiliki
keyakinan bahwa hal tersebut dapat diselesaikan dengan cara kerja sama. Makna
yang diberikan pada kehidupan lebih bernilai pribadi. Tidak ada orang lain yang
mendapatkan keuntungan dengan tercapainya tujuan mereka. Tujuan keberhasilan
merupakan merasakan superioritas personal dan hanya berarti untuk diri mereka
sendiri. sebagai manusia yang sehat, maka pada waktu yang bersamaan ia akan
berjuang mencapai superior dengan membantu orang lain mencapai tujuan mereka.
e) Gaya Hidup
(Style Of Life)
Menurut Adler setiap orang memiliki tujuan, merasa inferior,
berjuang menjadi superior. Namun setiap orang berusaha mewujudkan keinginan
tersebut dengan gaya hidup yang berbeda-beda. Adler menyatakan bahwa gaya hidup
adalah cara yang unik dari setiap orang dalam berjuang mencapai tujuan khusus
yang telah ditentukan oleh yang bersangkutan dalam kehidupan tertentu di mana
dia berada. Bagi Adler, gaya hidup itu tidak mudah berubah. Ekspresi nyata dari
gaya hidup mungkin berubah tetapi dasar gayanya tetap sama, kecuali individu menyadari
kesalahannya dan secara sengaja mengubah arah tujuannya
Melalui
konsep gaya hidup, Adler menjelaskan keunikan manusia. Setiap manusia memiliki
tujuan, perasaan inferior, berjuang menjadi superior dan dapat mewarnai atau
tidak mewarnai usaha mencapai superioritasnya itu dengan minat sosial. Akan
tetapi, setiap manusia melakukannya dengan cara yang berbeda. Gaya hidup
merupakan cara unik dari setiap orang dalam mencapai tujuan khusus yang telah
ditentukan dalam lingkungan hidup tertentu, di tempat orang tersebut berada.
Gaya hidup berdasarkan atas makna yang seseorang berikan mengenai kehidupannya
atau interpretasi unik seseorang mengenai inferioritasnya, setiap orang akan
mengatur kehidupannya masing-masing unuk mencapai tujuan akhirnya dan mereka berjuang
untuk mencapai hal tersebut.
Gaya
hidup terbentuk pada usia 4-5 tahun dan tidak hanya ditentukan oleh kemampuan
intrinsik (hereditas) dan lingkungan objektif, melainkan dibentuk oleh persepsi
dan interpretasinya mengenai kedua hal tersebut. Seorang anak tidak memandang
suatu situasi sebagaimana adanya, melainkan dipengaruhi oleh prasangka dan
minatnya dirinya.
Gaya
hidup yang maladaptif merupakan hasil dari tiga kondisi, yaitu cacat fisik,
gaya hidup dimanja dan gaya hidup diabaikan. Anak dengan cacat fisik cenderung
memilki perasaan tidak adekuat dalam memenuhi tugas dalam hidupnya. Pengertian
dari orangtua dapat membantu anaknya untuk mengembangkan kekuatan untuk
mengkompensasikan kelemahannya itu. Anak yang dimanja gagal untuk mengembangkan
minat sosial dan memenuhi harapan sosial. Ia memiliki kebutuhan untuk menerima
tanpa memberi, anak akan sedikit atau tidak melakukan sesuatu untuk orang lain
dan memanipulasi orang lain untk memuaskan kebutuhannya. Sedangkan anak yang
diabaikan dapat menjadi musuh di lingkungannya dan didominasi oleh kebutuhan
untuk balas dendam.
f)
Kekuatan Kreatif Self
Self kreatif merupakan puncak prestasi Adler sebagai teoris
kepribadian. Menurut Adler, self kreatif atau kekuatan kreatif adalah
kekuatan ketiga yang paling menentukan tingkah laku (kekutatan pertama dan
kedua adalah hereditas dan lingkungan).
Self
kreatif, menurut Adler, bersifat padu, konsisten, dan berdaulat dalam struktur
kepribadian. Keturunan kekmberi kemampuan tertentu, lingkungan memberi imresi atau
kesan tertentu. Self kreatif adalah sarana yang mengolah fakta-fakta dunia dan
menstranformasikan fakta-fakta itu menjadi kepribadian yang bersifat subjektif,
dinamis, menyatu, personal dan unik. Self kreatif memberi arti kepada
kehidupan, menciptakan tujuan maupun sarana untuk mencapainya.
g) Perkembangan Abnormal
Adler
merupakan tokoh yang menaruh perhatian pada perkembangan abnormal individu.
Gagasan-gagasan Adler (Alwisol, 2005: 99-100) tentang perkembangan abnormal
adalah sebagai sebagai berikut.
Minat sosial yang tidak berkembang menjadi faktor yang
melatar belakangi semua jenis salah suai atau maladjusment Di samping
minat sosial yang buruk, penderita neurosis cenderung membuat tujuan yang
terlalu tinggi, memakai gaya hidup yang kaku, dan hidup dalam dunianya sendiri.
Tiga ciri ini mengiringi minat sosial yang buruk. Pengidap neurosis memasang
tujuan yang tinggi sebagai kompensasi perasaan inferioritas yang berlebihan.
Adler menidentifikasi bahwa ada tiga faktor yang membuat
individu menjadi salah suai, yaitu cacat fisik yang parah, gaya hidup yang
manja, dan gaya hidup diabaikan.
a. Cacat fisik yang parah
Cacat
fisik yang parah, apakah dibawa sejak lahir atau akibat kecelakaan, dan
penyakit, tidak cukup untuk membuat salah suai. Bila cacat tersebut diikuti
dengan perasaan inferior yang berlebihan maka terjadilah gejala salah suai.
b. Gaya hidup manja
Gaya
hidup manja menjadi sumber utama penyebab sebagian neurosis. Anak yang dimanja
mempunyai minat sosial yang kecil dan tingkat aktivitas yang rendah. Ia
menikmati pemanjaan dan berusaha agar tetap dimanja, dan mengembangkan hubungan
parasit dengan ibunya ke orang lain. Ia berharap orang lain memperhatikan
dirinya, melindunginya, dan memuaskan semua keinginannya yang mementingkan diri
sendiri. Gaya hidup manja seseorang mudah dikenali dengan ciri-ciri : sangat
mudah putus asa, selalu ragu, sangat sensitif, tidak sabaran, dan emosional.
c. Gaya hidup diabaikan
Anak
yang merasa tidak dicintai dan tidak dikehendai, akan mengembangkan gaya hidup
diabaikan. Diabaikan, menurut Adler, merupakan konsep yang relatif, tidak ada
orang yang merasa mutlak diabaikan. Ciri-ciri anak yang diabaikan mempunyai
banyak persamaan dengan anak yang dimanjakan, tetapi pada umumnya anak yang
diabaikan lebih dicurigai dan berbahaya bagi orang lain.
Gambaran
Adler tentang sifat manusia adalah sederhana. Masing-masing orang adalah unik
dan memiliki kemauan dan pilihan yang bebas untuk menciptakan dirinya.
Meskipun aspek-aspek tertentu dari sifat manusia adalah pembawaan dari lahir
seperti minat social dan mengejar kesempurnaan, itu adalah pengalaman yang
menentukan seberapa baik kecenderungan pewarisan ini akan di realisasikan.
Dalam pandangan Adler pengaruh masa kanak-kanak penting, khususnya urutan
kelahiran dan hubungan dengan orang tua.
Adler
tidak hanya yang melihat masing-masing orang unik dan penuh kesadaran, tetapi
dia juga memandang manusia seluruhnya sebagai suatu keutuhan dalam terminology
yang sama. Dia optimistis terhadap kemajuan social. Dari masa kanak-kanak, dia
prihatin dengan perbaikan bermasyarakat. Kepercayaan kuat yang dapat mengubah
diri kita dan masyarakat kita merupakan suatu tanda dari teori Adlerian.
Konsep minat social ini
menggambarkan suatu kepercayaan bahwa orang mampu bekerja sama untuk
menyempurnakan suatu masyarakat yang sehat dan diinginkan. Dengan
menggambarkannya kita mampu untuk merasakan dan menyatakan symphaty, afeksi,
dan identifikasi dengan orang lain.
h.)
Diri
yang Kreatif
Diri yang
kreatif adalah faktor yang sangat penting dalam kepribadian individu, sebab hal
ini dipandang sebagai penggerak utama, sebab pertama bagi semua tingkah laku.
Dengan prinsip ini Adler ingin menjelaskan bahwa manusia adalah seniman bagi
dirinya. Ia adalah yang menafsirkan kehidupannya. Individu menciptakan struktur
pembawaan, menafsirkan kesan yang diterima dari lingkungan kehidupannya,
mencari pengalaman yang baru untuk memenuhi keinginan untuk superior, dan
meramu semua itu sehingga tercipta diri yang berbeda dari orang lain, yang
mempunyai gaya hidup sendiri, namun diri kreatif ini adalah tahapan di luar
gaya hidup. Diri
kreatif membuat
sesuatu yang baru yang berbeda dari sebelumnya, yakni kepribadian yang baru.
Individu mencipta dirinya.
E.
APLIKASI
1.
Keadaan Keluarga
Dengan berfokus pada struktur social
dan observasi yang tajam (baik terhadap masa kecilnya sendiri maupun masa kecil
orang lain), Adler menjadi yakin akan
pentingnya urutan kelahiran dalam menentukan karakteristik kepribadian. Dalam
terapi Adler hamper selalu menanyai kliennya mengenai keadaan keluarga, yakni;
urutan kelahiran, jenis kelamin dan usia saudara-saudara sekandung.
Ciri Kepribadian Menurut Urutan
Kelahiran
Anak Sulung
|
Anak Kedua
|
Anak Bungsu
|
Anak Tunggal
|
Situasi Dasar
|
|||
Menerima perhatian tidak terpecah
dari orang tua.
Turun tahta akibat kelahiran adik,
dan harus berbagi perhatian
|
Memiliki model atau perintis,
yakni kakaknya.
Harus berbagi perhatian sejak awal
|
Memiliki banyak model, menerima
banyak perhatian, walaupun berbagi, tidak berubah sejak awal.
Sering dimanja
|
Menerima perhatian tidak terpecah
dari orang tua
Cenderung cukup dengan orang
tuanya
Sering dimanja
|
Dampak Positif
|
|||
Bertanggung jawab, melindungi dan
memperhatikan orang lain.
Organisator yang baik
|
Motivasi tinggi.
Memiliki interes social.
Lebih mudah menyesuaikan diri
dibandingkan kakaknya.
Kompetisi yang sehat.
|
Sering mengungguli semua
saudaranya.
Ambisius yang realistic.
|
Masak social
|
Dampak Negatif
|
|||
Merasa tidak aman, takut tiba-tiba
kehilangan nasib baik.
Pemarah, pesimistik, konservatif,
perhatian pada aturan dan hukum.
Berjuang untuk diterima.
Tidak kooperatif, senang
mengkritik orang lain.
|
Pemberontak dan pengiri permanan,
Cenderung berusaha mengalahkan orang lain ,
Kompetitif berlebihan
Mudah kecil hati,
Sukar berperan sebagai pengikut,
|
Merasa inferior dengan siapa saja,
Tergantung keepada orang lain,
Ambisi yang tidak realistic
Gaya hidup manja
|
Ingin menjadfi pusat perhatian,
Takut bersaing dengan orang lain,
Merasa dirinya benar dan setiap
tantangan harus disalahkan,
Perasaan kejasama rendah,
Gaya hidup manja
|
2.
Ingatan Masa Kecil
Untuk memperoleh pemahaman terhadap
kepribadian pasien, Adler akan meminta mereka untuk mengungkapkan ingatan masa
kecil mereka. Walaupun Adler berpendapat bahwa ingatan yang diungkap kembali
akan memberikan petunjuk untuk memahami
gaya hidup pasien, ia tidak menganggap bahwa ingatan-ingatan ini mempunyai
dampak kausal (sebab akibat). Adler yakin bahwa ingatan akan pengalaman masa kecil sesungguhnya dibentuk oleh gaya
hidup yang dijalani seseorang.
3.
Mimpi
Walaupun Adler percaya bahwa ia bisa dengan mudah
menginterpretasikan mimpinya, ia menyatakan bahwa kebanyakan mimpi itu bersifat
menipu dan tidak mudah dipahami oleh si pemimpi. Semakin tidak konsisten tujuan
seseorang dengan realitas, semakin besar kemungkinan mimpi orang tersebut digunakan
untuk mengecoh diri. Mimpi membuka selubung tentang gaya hidup seseorang,
tetapi mimpi mengecoh si pemimpi dengan menyajikan sesuatu pencapain dan
kekuasaan yang tidak realistis dan berlebihan.
4.
Psikoterapi
Teori Adlerian memberikan dalil bahwa psikopatologi berasal
dari kurangnya keberanian, perasaan
inferior yang berlebihan, dan minat social yang kurang berkembang. Jadi, tujuan
utama psikoterapi Adlerian adalah untuk meningkatkan keberanian, memperkecil perasaan
inferior, dan menumbuhkan minat social.
F.
PSIKOLOGI INDIVIDUAL SEBAGAI TEHNIK TERAPI
Sebagai seorang psikiater, Adler sehari-harinya tidak terlepas dari urusan
psikopatologi. Dia berpendapat bahwa psikopatologi merupakan akibat dari kurangnya
keberanian , perasaan inferior yang berlebihan, dan minat sosial yang kurang
berkembang. Pandangan tersebut dijadikan landasan dalam melakukan psikoterapi.
Adapun ciri-ciri psikoterapi Adler adalah sebagai berikut:
1.
Prinsip Psikoterapi
Prinsip
yang dipegang Adler dalam melakukan psikoterapi adalah sebagai berikut :
a.
Terapis
hendaknya tidak bersikap otoriter terhadap pasiennya.
b. Terapis hendaknya secara
perlahan-lahan membawa pasiennya ke arah pemahaman akan gaya hidup pasien yang
sebenarnya dan hal ini dilakukan bukan dengan paksaan.
c.
Terapis
harus memberikan dorongan kepada pasien akan kesadaran sosial dan
2.
Tujuan Psikoterapi
Tujuan
utama psikoterapi Adler adalah meningkatkan keberanian, mengurangi perasaan
inferior, dan mendorong berkembangnya minat sosial pasien. Adler menyadari
bahwa tugas ini tidak mudah karena pasien atau klien berjuang untuk
mempertahankan keadaannya sekarang, yang dipan-dangnya menyenangkan.
3.
Teknik-teknik Psikoterapi Seperti halnya Freud dan Jung, dalam melakukan
psikoterapi, Adler juga menggali masa lalu dan melakukan analisis terhadap
mimpi pasien untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang kepribadian
pasien.
a. Menggali masa lalu (early recollections)
Adler
berpendapat bahwa ingatan masa lalu seseorang selalu konsisten dengan gaya
hidupnya sekarang, dan pandangan subjektif yang bersangkutan terhadap
pengalaman masa lalunya menjadi petunjuk untuk memahami tujuan final dan gaya
hidupnya. Oleh karena itu Adler berusaha mengungkap faktor penyebab gangguan
jiwa dengan mempelajari masa lalu pasien terutama pada kanak-kanak.
b. Analisis mimpi
Menurut
Adler, gaya hidup seseorang juga terekspresikan dalam mimpi. Adler menolak
pandangan Freud bahwa mimpi adalah ekpresi keinginan masa kecil. Menurut Adler,
mimpi bukan pemuas keinginan yang tidak diterima ego, tetapi merupakan bagian
dari usaha si pemimpi untuk memecahkan masalah yang tidak disenangi atau
masalah yang tidak dikuasainya ketika sadar.
Mimpi, menurut Adler, adalah usaha
dari ketidak sadaran untuk menciptakan suasana hati atau keadaan emosional
sesudah bangun nanti, yang bisa memaksa si pemimpi melakukan kegiatan yang
semula tidak dikerjakan
G. KONTRIBUSI
PENDEKATAN ADLERIAN
Kekuatan dari pendekatan Adlerian
adalah
fleksibilitas dan alam intergratifnya. Terapis Adlerian dapat baik secara teoritis integratif dan teknis
eklektik (watt &Shulman, 2003). Pendekatan terapi ini memungkinkan untuk
penggunaan berbagai teknik kognitif, perilaku, dan pengalaman. Terapis Adlerian
adalah akal dan fleksibel dalam menggambar pada setiap metode, yang dapat
diterapkan untuk berbagai deliverse dari koefisien dalam berbagai pengaturan
dan format. Terapis terutama prihatin tentang melakukan apa yang ada dalam kepentingan
terbaik dari klien daripada meremascliennts menjadi satu kerangka
teoritis (watt, 1999, 2000;watt&Pietrzak, 2000;watt&Shulman, 2003).
Kontribusi lain
dari pendekatan Adlerian adalah bahwa hal itu cocok untuk waktu singkat, terapi waktu terbatas. Adler
adalah pendukung terapi waktu terbatas, dan teknik yang digunakan oleh banyak
pendekatan terapi singkat kontemporer sangat mirip dengan intervensi yang
dibuat oleh atau yang biasa digunakan oleh praktisi Adlerian (carlson etal.,
2006). Terapi Adlerian dan terapi singkat kontemporer memiliki kesamaan
sejumlah karakteristik, termasuk cepat membangunkan aliansi yang kuat terapi,
fokus yang jelas masalah dan keselarasan tujuan, asesmen cepat dan aplikasi
untuk perlakuan, penekanan pada intervensi aktif dan direktif, fokus pendidikan
psikologi, sebuahorientasisekarang dan masa depan, fokus pada kekuatan klien
dan tanggung dan harapan optimis perubahan, dan sensitifitas waktu yang
penjahit pengobatan dengan kebutuhan unik dari klien (carlson etal., 2006).
Menurut mosak dan dipietro (2006), ingatan awal memberikan dasar untuk terapi
singkat. mereka mengklaim bahwa ingatan awal sering berguna dalam minmizing
jumlah sesi terapi. Prosedur ini membutuhkan sedikit waktu untuk mengelola dan
menafsirkan dan memberikan arah bagi terapi suntuk bergerak.
Bitter dan Nicoll
(2000) mengidentifikasi lima karakteristik yang membentuk dasar untuk kerangka
integratif dalam terapi singkat: keterbatasan waktu, fokus, konselor resmi,
gejala sebagai solusi, dan tugas-tugas perilaku. Membawa proses
waktu-pembatasan terhadap terapi menyampaikan kepada klien harapan bahwa
perubahan akan terjadi dalam waktu singkat. ketika jumlah sesi yang ditentukan,
baik klien dan terapis termotivasi untuk tetap fokus pada hasil yang diinginkan
dan untuk bekerja seefisien mungkin. karena tidak ada jaminan bahwa sesi masa
depan akan terjadi, terapis singkat cenderung bertanya pada diri sendiri
pertanyaan ini: "? jika saya hanya punya satu sesi untuk menjadi
berguna dalam kehidupan orang ini, apa yang akan saya ingin capai" (p.38).
Konsep Adlerian menggambarkan kebanyakan pekerjaan profesional seperti
(1) pentingnya mencari tujuan hidup seseorang, termasuk bekerja menilai
bagaimana tujuan-tujuan ini infuence individu;
(2) fokus pada interpretasi individu dari pengalaman awal di keluarga,
dengan titik berat khusus pada dampaknya saat ini;
(3) penggunaan klinis dari ingatan awal di kedua asesmen dan pengobatan;
(4) penggunaan mimpi sebagai latihan untuk tindakan di masa depan;
(5) kebutuhan untuk memahami dan menghadapi kesalahan dasar;
(6) penekanan kognitif, yang menyatakan bahwa emosi dan perilaku tersebut
sangat dipengaruhi oleh keyakinan seseorang dan proses berpikir;
(7) ide bekerja rencana aksi yang dirancang untuk membantu klien membuat
perubahan;
(8) hubungan kolaboratif, dimana efisien dan terapis bekerja menuju tujuan
yang telah disepakati bersama; dan
(9) penekanan diberikan dorongan selama proses konseling secara
keseluruhan.
Beberapa konsep Adlerian memiliki
implikasi untuk pengembangan pribadi. salah satu gagasan ini yang telah
membantu saya untuk memahami arah hidup saya adalah asumsi bahwa eelings rendah
diri yang terkait dengan berjuang untuk keunggulan (corey, seperti dikutip
dalamnystul, 1999a).
Sulit untuk
melebih-lebihkan kontribusi adler untuk praktek terapi kontemporer. banyak
gagasanyangrevoutionarydan jauhdari waktu ke depan. Pengaruhnya melampaui
individu konseling, memperluas ke dalam gerakan kesehatan mental masyarakat
(Ansbacher, 1974). Abraham Maslow, Victor Frankl, rollo mungkin, aaront. beck,
dan albert ellis memiliki semua mengakui utang mereka kepada adler. Baik Frankl
dan mungkin melihat dia sebagai pelopor gerakan eksistensial karena posisinya
bahwa manusia bebas untuk memilih dan bertanggung jawab penuh atas apa yang
mereka membuat diri mereka. pandangan ini juga membuatnya pelopor dari
psikologi subjektif pendekatan tp, yang berfokus pada faktor-faktor penentu
internal perilaku: nilai-nilai, kepercayaan, sikap, tujuan, kepentingan, arti
pribadi, persepsi subjektif dari realitas dan berusaha menuju realisasi diri.
H. KELEBIHAN
DAN KEKURANGAN DARI TEORI ADLER
a)
Kelebihan
1. Keyakinan yang optimistis
bahwa setiap orang dapat berubah untuk mencapai sesuatu ke arah evolus manusia
bersifat positif
2. Penekanan hubungan
konseling sebagai suatu media untuk mengubah klien
3. Menekan bahwa masyarakat
tidak sakit atau salah akan tetapi manusianya yang sakit atau salah.
4. Menekan bahwa kekuatan
sebagai pusat pendorong prilaku
5. Gagasan
ini banyakmempengaruhi pendekatan – pendekatan lain
6. Berorientasi humanistic
7. Tingkah lakunya berarah
tujuan
8. Lebih
menekankan pada asepek – aspek psikologis sosial
9. Dasarnya
dirancang dalam latar belakang kelompok
10. Konsep – konsep dasar dan
prosedur serta terapnya mudah diikuti
11. Modelnya dibangun dengan
lebih memperdulikan kesesuaiannya untuk menangani orang – orang normal yang
bermasalah dari pada terhadap orang – orang yang menderita psikosa.
b)
Kelemahan
1. Terlalu
banyak menekankan pada tilikan intelektual dalam upaya perubahan
2. Penekanan
yang berlebihan pada pengalaman nilai, minat subjektif sebagai penentu prilaku
3. Meminimalkan factor
biologis dan riwayat masa lalu
4. Terlalu
banyak menekan kan tanggung jawab pada ketrampilan diagnostik
konselor
5. Dari segi presesi
kemungkinan untuk di tes dan validitas empiriknya pada pendekatan ini lemah
(kurang teliti)
6. Ada
kecenderungan untuk menyederhanakan secara berlebihan terhadap beberapa masalah
manusia yang kompleks
DAFTAR
PUSTAKA
Alwisol. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM
Press. 2009.
Baeree,
C. George. Personality Theories: Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikolog Dunia. Terj. Inyiak Ridwan
Muzir. Jakarta: PRISMASOPHI, 2010.
Cervone,
Daniel dkk.. Kepribadian: Teori dan Penelitian. Terj. Aliya Tusyani
dkk., .Jakarta: Salemba Humanika, 2011.
Feist, Jess dan Feist, Gregory J.. Teori Kepribadian.
Terj. Handriatno. Jakarta: Salemba Humanika, 2010.
Friedman,
Howard S. dkk.. Kepribadian: Teori Klasik dan Riset Modern. Terj.
Fransiska Dian Ikarini dkk.. Jakarta: Erlangga, 2006.
Suryabrata,
Sumadi. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1983.
http://almadisuks.blogspot.co.id/2014/12/makalah-psikologi-kepribadian-alfred.html
Suryabrata, Sumardi. 2013. Psikologi Kepribadian.
Jakarta : Rajawali Pers
Yusuf, Syamsu. 2008. Teori Kepribadian. Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya
Koratno, Dwi. 2013. Teori-Teori Kepribadian
Psikoanalitik Kontemporer-1.Yogyakarta : Kanisius (Anggota IKAPI)
Corey, Gerald. 2009. Theory and Practice of Counseling
and Psychoteraphy. USA: Thomson Higher Education
Tidak ada komentar:
Posting Komentar